Tema : Persahabatan
Judul
: PERSAHABATAN YANG BERAKHIR
PERPISAHAN
Sinopsis : Jecky seorang pemuda gagah yang tinggal
bersama ayahnya, Pak Tursani di sebuah rumah di tengah kota. Jecky menjalin
persahabatan dengan Vee dan Aurel. Namun, pada suatu hari terjadi sesuatu yang
membuat mereka berjauhan bahkan berpisah
karena kematian Jecky, yang merupakan perpisahan yang sangat berat di hadapi
oleh Vee dan Aurel.
Amanat : Persahabatan yang terjadi dan dilakukan
dengan hati yang tulus maka akan menghasilkan sahabat sejati yang hadirnya di
dalam hati tidak akan pernah mati. Karena mencari sahabat sejati lebih susah
daripada mencari 1000 musuh.
PERSAHABATAN
YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Vee, Aurel, dan Jecky saling bersahabat. Tapi walau
demikian, Vee dan Jecky lebih dekatbkarena mereka sudah bersahabat sejak kecil.
Sedangkan Aurel bersahabat dengan Vee dan Jecky baru 2 tahun yang lalu.
Pada hari itu Jecky tidak masuk sekolah.
Vee : Eh,
Jecky mana yah ? Kok tidak masuk sekolah sih?
Aurel : Aku
nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Jecky absen. Jangan-jangan Jecky kenapa-napa
lagi?
Vee :
Kalau gitu, pulang sekolah kita jenguk Jecky aja, gimana?
Aurel :
Ehmm, tapi tunggu dulu. Hari ini kan kita ekskul PMR. Jadi kita pulangnya jam
setengah
empat (15.30).
Vee : Oh
iya, kalau begitu nanti aja kalau ekskul PMR udah selesai baru kita ke rumah
Jecky.
Aurel : OK
deh..
Sepulang sekolah, mereka pun mengikuti ekskul PMR
sampai pukul 15.30 dan segera ke tempat parkir kendaraan untuk pulang karena
sekarang adalah jam ekskul basket. Namun sebelum berangkat ke rumah Jecky, mereka melihat sesosok pria yang sedang
berdiri di pinggir lapangan.
Aurel : Dia
siapa yah ?
Vee :
Siswa pindahan kali yah? ( memperhatikan gadis yang sedang membelakangi mereka
)
Aurel : Loh,
kalau dia anak pindahan, ngapain dia sekolah pada jam ekskul basket?
Vee : Tau
dech. Kita samperin yuk !
Aurel :
Bentar-bentar.
Tiba-tiba handphone Aurel berdering.
Aurel : Duh
Vee, kayaknya gue nggak bisa ikut buat jenguk Jecky dech. Soalnya mama gue
nelfon, katanya mama gue mau di temenin ke bandara buat jemput nenek gue yang
dating dari luar kota . Sory yah?
Vee :
Huft, ya udah dech, nggak apa-apa kok.
Aurel :
Kalau gitu, gue pergi dulu yah. Dah.
Vee : Dah.
Vee menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan
tersebut untuk menjawab rasa penasarannya.
Vee : ( Berkata
dalam hati ) Kok dia mirip sama Jecky yah ? Mala ! ( memanggil pria tersebut ).
Jecky : (
berbalik ) Vee ?
Vee : Loh,
kamu kan tadi nggak masuk sekolah ? Tapi kenapa kamu ada di jam ekskul basket?
Jecky : (
menggenggam secarik kertas ) Gue datang kesini Cuma mau kasih sesuatu ke elo.
Vee :
Kasih tau apa?
Jecky : Gue
mau ngucapin terima kasih karea elo selama ini udah baik banget sama gue. Lo
udah mau jadi sahabat gue, penertian am ague, dan gue juga minta maaf kalau gue
punya salah sama elo.
Vee : Sebenarnya
elo itu kenapa sih? Apa yang elo sembunyiin dari gue?
Jecky : (
menangis tersedu-sedu ) Gue nggak tau apa yang harus gue lakuin buat ngebalas
kebaikan elo di sisa-sisa waktu gue ini.
Vee :
Sisa-sisa waktu? Kenapa elo ngomong kayak gitu? Emangnya elo mau kemana?
Jecky : Elo
tau kan kalau kepala gue itu sering sakit? Kemarin gue periksa ke dokter karena
gue udah nggak tahan, terus saat itu juga dokter nyuruh gue buat roncen daerah
kepala, dan tadi pagi gue ambil roncennya.
Vee :
Terus ?
Jecky tak menjawab pertanyaan Vee. Langsung saja Vee
merebut secarik kertas yang dari tadi di genggam oleh Jecky.
Vee : Apa
? ini kan?
Jecky : Lo
bisa liat sendiri kan Vee. Itu semua bukan rekayasa. Hidup gue bentar lagi
berakhir. Bentar lagi gue mauninggalin lo semua tuk selama-lamanya. Harapan
hidup gue udah kecil banget.
Vee :
Nggak, lo nggak boleh bilang kayak gitu, kita nggak boleh berpisah, nggak boleh
!
Jecky : Tapi
Vee, setiap ada pertemuan, disitu pasti terjadi.
Vee :
Nggak, gue ngak mau. Gue nggak mau pisah sama elo.
Tiba-tiba Jecky merintih kesakitan sambil memegangi
kepalanya, Lalu kemudian pingsan.
Jecky : (
memegangi kepalanya ) Aduh sakit. Kepala gue sakit Vee.
Vee :
Jecky, lo kenapa? (Menopang tubuh Jecky yang pingsan ) Jecky bangun ! bangun!
Ya Tuhan, Jecky kenapa ? Tolooong..tolooong…
Jecky pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian
Jecky segera ditangani oleh dokter Fredy. Vee pun menelfon ayah Jecky, bapak
Tursani agar segera dating melihat keadaan Jecky.
Vee :
Halo, Ass…wr.wb., bapak bisa dating ke rumah sakit Margino Sotoardjo nggak pak?
Pak Tursani :Wangalaikumsalam wr.wb. Memangnya ada apa nak ?
Vee :
Jecky pingsan . Bapak harus segera dating untuk melihat keadaan Jecky.
Pak Tursani : Iya iya, bapak pasti dating. Terima
kasih atas pemberitahuannya.
Vee : Iya
pak sama-sama.
Tak berapa lama kemudian, Pak Tursani pun dating.
Setelah genap 15 menit memeriksa keadaan Jecky, akhirnya dokter Fredy pun telah
selesai memeriksanya. Namun, wajahnya terlihat tidak bahagia.
Pak Tursani : Dokter, bagaimana keadaan Jecky?
Dokter :
Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya, saya sudah bekerja dengan
semaksimal mungkin, tapi saya bukan Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup
seseorang. Maaf, anak bapak tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat
kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Pak Tursani : Maksud dokter, Jecky sudah meninggal?
Dokter : Saya
sudah berusaha pak.
Vee :
Jecky, ini nggak mungkin. Nggak mungkin..!!
Dokter Fredy pun pergi meninggalkan Vee dan Pak
Tursani. Vee pun menghampiri Bapak tursani yang sedang meratapi kepergian
Jecky.
Vee :
Bapak yang sabar ya. Aku yakin, dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.
Pak Tursani : Terima kasih ya, selama ini kamu sudah
menghiasi hari-hari mala lewat persahabatan yang kalian jalin bersama.
Vee : Udah
pak, aku juga sedih atas kepergian Jecky. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Dan
ssemua itu udah nggak bisa kembali lagi.
Pak Tursani : Iya, kamu benar. Semoga saja Jecky
tenang di alam sana.
Vee :
Amiiin..
Keesokan harinya, jenazah Jecky pun sudah sampai
dipemakaman yang berada tepat di depan sekolah.
Aurel : Vee
! ( berlari dengan tergopoh-gopoh ) gue udah denger dari siswa-siswa kalau
Jecky meninggal karena terkena penyakit kanker otak?
Vee : Iya,
hari ini akan dimakamkan.
Aurel : Kalau
gitu cepat kita kepemakaman. ( menggenggam tangan Vee )
Vee : Iya
iya..
Sesampai di pemakaman, Vee dan Aurel melihat Pak
Tursani yang terus menangis.
Vee :
Jecky, kenapa sih elo cepet banget ninggalin gue ? gue nggak mau pisah sama
elo.
Aurel : Udah
lah Vee, kita harus relain kepergian Jecky. Ini semua mungkin udah menjadi
takdir tuhan.
Vee : (
Menangis sambil memandangi batu nisan ) kenapa sih elo harus ninggalin gue
secepet ini? Lo pergi sebelum gue bisa bikin lo bahagia. Asal lo tau, di hati
gue nggak ada sahabat sebaik lo. Lo itu sahabat sejati gue, yang selalu
nemeni gue dalam suka maupun duka.
Semoga lo tenang di alam sana. Gue harap, lo nggak akan lupain gue, karena gue
nggak akan pernah lupain lo. Selamat jalan ya sobat ! ( beranjak meninggalkan
rumah abadi milik sahabatnya ).
…………………………………….…END THE RAMPUNG…………………………………………