Kamis, 29 Januari 2015

drama persahabatan




Tema         : Persahabatan
Judul         : PERSAHABATAN YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Sinopsis    : Jecky seorang pemuda gagah yang tinggal bersama ayahnya, Pak Tursani di sebuah rumah di tengah kota. Jecky menjalin persahabatan dengan Vee dan Aurel. Namun, pada suatu hari terjadi sesuatu yang membuat  mereka berjauhan bahkan berpisah karena kematian Jecky, yang merupakan perpisahan yang sangat berat di hadapi oleh Vee dan Aurel.
Amanat                    : Persahabatan yang terjadi dan dilakukan dengan hati yang tulus maka akan menghasilkan sahabat sejati yang hadirnya di dalam hati tidak akan pernah mati. Karena mencari sahabat sejati lebih susah daripada mencari 1000 musuh.


PERSAHABATAN YANG BERAKHIR PERPISAHAN
Vee, Aurel, dan Jecky saling bersahabat. Tapi walau demikian, Vee dan Jecky lebih dekatbkarena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Aurel bersahabat dengan Vee dan Jecky baru 2 tahun yang lalu.
Pada hari itu Jecky tidak masuk sekolah.
Vee      : Eh, Jecky mana yah ? Kok tidak masuk sekolah sih?
Aurel    : Aku nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Jecky absen. Jangan-jangan Jecky kenapa-napa lagi?
Vee      : Kalau gitu, pulang sekolah kita jenguk Jecky aja, gimana?
Aurel    : Ehmm, tapi tunggu dulu. Hari ini kan kita ekskul PMR. Jadi kita pulangnya jam setengah
empat (15.30).
Vee      : Oh iya, kalau begitu nanti aja kalau ekskul PMR udah selesai baru kita ke rumah Jecky.
Aurel    : OK deh..
Sepulang sekolah, mereka pun mengikuti ekskul PMR sampai pukul 15.30 dan segera ke tempat parkir kendaraan untuk pulang karena sekarang adalah jam ekskul basket. Namun sebelum berangkat ke rumah Jecky,  mereka melihat sesosok pria yang sedang berdiri di pinggir lapangan.
Aurel    : Dia siapa yah ?
Vee      : Siswa pindahan kali yah? ( memperhatikan gadis yang sedang membelakangi mereka )
Aurel    : Loh, kalau dia anak pindahan, ngapain dia sekolah pada jam ekskul basket?
Vee      : Tau dech. Kita samperin yuk !
Aurel    : Bentar-bentar.
Tiba-tiba handphone Aurel berdering.
Aurel    : Duh Vee, kayaknya gue nggak bisa ikut buat jenguk Jecky dech. Soalnya mama gue nelfon, katanya mama gue mau di temenin ke bandara buat jemput nenek gue yang dating dari luar kota . Sory yah?
Vee      : Huft, ya udah dech, nggak apa-apa kok.
Aurel    : Kalau gitu, gue pergi dulu yah. Dah.
Vee      : Dah.
Vee menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk menjawab rasa penasarannya.
Vee      : ( Berkata dalam hati ) Kok dia mirip sama Jecky yah ? Mala ! ( memanggil pria tersebut ).
Jecky    : ( berbalik ) Vee ?
Vee      : Loh, kamu kan tadi nggak masuk sekolah ? Tapi kenapa kamu ada di jam ekskul basket?
Jecky    : ( menggenggam secarik kertas ) Gue datang kesini Cuma mau kasih sesuatu ke elo.
Vee      : Kasih tau apa?
Jecky    : Gue mau ngucapin terima kasih karea elo selama ini udah baik banget sama gue. Lo udah mau jadi sahabat gue, penertian am ague, dan gue juga minta maaf kalau gue punya salah sama elo.
Vee      : Sebenarnya elo itu kenapa sih? Apa yang elo sembunyiin dari gue?
Jecky    : ( menangis tersedu-sedu ) Gue nggak tau apa yang harus gue lakuin buat ngebalas kebaikan elo di sisa-sisa waktu gue ini.
Vee      : Sisa-sisa waktu? Kenapa elo ngomong kayak gitu? Emangnya elo mau kemana?
Jecky    : Elo tau kan kalau kepala gue itu sering sakit? Kemarin gue periksa ke dokter karena gue udah nggak tahan, terus saat itu juga dokter nyuruh gue buat roncen daerah kepala, dan tadi pagi gue ambil roncennya.
Vee      : Terus ?
Jecky tak menjawab pertanyaan Vee. Langsung saja Vee merebut secarik kertas yang dari tadi di genggam oleh Jecky.
Vee      : Apa ? ini kan?
Jecky    : Lo bisa liat sendiri kan Vee. Itu semua bukan rekayasa. Hidup gue bentar lagi berakhir. Bentar lagi gue mauninggalin lo semua tuk selama-lamanya. Harapan hidup gue udah kecil banget.
Vee      : Nggak, lo nggak boleh bilang kayak gitu, kita nggak boleh berpisah, nggak boleh !
Jecky    : Tapi Vee, setiap ada pertemuan, disitu pasti terjadi.
Vee      : Nggak, gue ngak mau. Gue nggak mau pisah sama elo.
Tiba-tiba Jecky merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya, Lalu kemudian pingsan.
Jecky    : ( memegangi kepalanya ) Aduh sakit. Kepala gue sakit Vee.
Vee      : Jecky, lo kenapa? (Menopang tubuh Jecky yang pingsan ) Jecky bangun ! bangun! Ya Tuhan, Jecky kenapa ? Tolooong..tolooong…
Jecky pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian Jecky segera ditangani oleh dokter Fredy. Vee pun menelfon ayah Jecky, bapak Tursani agar segera dating melihat keadaan Jecky.
Vee      : Halo, Ass…wr.wb., bapak bisa dating ke rumah sakit Margino Sotoardjo nggak pak?
Pak Tursani :Wangalaikumsalam wr.wb.  Memangnya ada apa nak ?
Vee      : Jecky pingsan . Bapak harus segera dating untuk melihat keadaan Jecky.
Pak Tursani : Iya iya, bapak pasti dating. Terima kasih atas pemberitahuannya.
Vee      : Iya pak sama-sama.
Tak berapa lama kemudian, Pak Tursani pun dating. Setelah genap 15 menit memeriksa keadaan Jecky, akhirnya dokter Fredy pun telah selesai memeriksanya. Namun, wajahnya terlihat tidak bahagia.
Pak Tursani : Dokter, bagaimana keadaan Jecky?
Dokter  : Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya, saya sudah bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukan Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf, anak bapak tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.
Pak Tursani : Maksud dokter, Jecky sudah meninggal?
Dokter  : Saya sudah berusaha pak.
Vee      : Jecky, ini nggak mungkin. Nggak mungkin..!!
Dokter Fredy pun pergi meninggalkan Vee dan Pak Tursani. Vee pun menghampiri Bapak tursani yang sedang meratapi kepergian Jecky.
Vee      : Bapak yang sabar ya. Aku yakin, dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.
Pak Tursani : Terima kasih ya, selama ini kamu sudah menghiasi hari-hari mala lewat persahabatan yang kalian jalin bersama.
Vee      : Udah pak, aku juga sedih atas kepergian Jecky. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Dan ssemua itu udah  nggak bisa kembali lagi.
Pak Tursani : Iya, kamu benar. Semoga saja Jecky tenang di alam sana.
Vee      : Amiiin..
Keesokan harinya, jenazah Jecky pun sudah sampai dipemakaman yang berada tepat di depan sekolah.
Aurel    : Vee ! ( berlari dengan tergopoh-gopoh ) gue udah denger dari siswa-siswa kalau Jecky meninggal karena terkena penyakit kanker otak?
Vee      : Iya, hari ini akan dimakamkan.
Aurel    : Kalau gitu cepat kita kepemakaman. ( menggenggam tangan Vee )
Vee      : Iya iya..
Sesampai di pemakaman, Vee dan Aurel melihat Pak Tursani yang terus menangis.
Vee      : Jecky, kenapa sih elo cepet banget ninggalin gue ? gue nggak mau pisah sama elo.
Aurel    : Udah lah Vee, kita harus relain kepergian Jecky. Ini semua mungkin udah menjadi takdir tuhan.
Vee      : ( Menangis sambil memandangi batu nisan ) kenapa sih elo harus ninggalin gue secepet ini? Lo pergi sebelum gue bisa bikin lo bahagia. Asal lo tau, di hati gue nggak ada sahabat sebaik lo. Lo itu sahabat sejati gue, yang selalu nemeni  gue dalam suka maupun duka. Semoga lo tenang di alam sana. Gue harap, lo nggak akan lupain gue, karena gue nggak akan pernah lupain lo. Selamat jalan ya sobat ! ( beranjak meninggalkan rumah abadi milik sahabatnya ).



…………………………………….…END THE RAMPUNG…………………………………………

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.